TeTesan Tinta Seputih SaLju ...



blog ini sebagian besar berisi corat-coretku, makalah-makalah kuliyahku, tugas-tugas kuliyah, materi kuliyah, puisiku, & ade beberape lirik lagu n nasyid kesukaan ku ....... ***heheheheh****

Senin, 01 Oktober 2012

MAKALAH POPULASI DAN SAMPEL

************Makalah pertamaku di SEMESTER V
************ Insya Allah bermanfaat :)

by: Dyah Feda Assifa Alakadarnya



PEMBAHASAN
A.  Pengertian Populasi dan Sampel
1.    Populasi
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia populasi dapat berarti sekelompok orang, benda, atau hal yang menjadi sumber pengambilan sampel; sekumpulan yangg memenuhi syarat-syarat tertentu yangg berkaitan dengan masalah penelitian[1].
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek / subyek yang mempunyai kuantitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya.[2]
Jadi, populasi bukan hanya orang, tetapi juga benda-benda alam. Populasi juga bukan sekedar jumlah yang ada pada obyek / subyek yang dipelajari, tetapi meliputi seluruh karakteristik atau sifat yang dimiliki oleh obyek atau subyek tersebut.
Misalnya akan melakukan penelitian di sekolah X, maka sekolah X ini merupakan populasi. Sekolah X ini memiliki subyek dan obyek di dalamnya, hal tersebut berarti populasi dalam arti jumlah/ kuantitas. Sedangkan populasi dalam arti karakteristik dapat ditunjukkan dari motivasi kerjanya, disiplin kerjanya, kepemimpinannya, dan lain-lain.
Pengertian lainnya, diungkapkan oleh Nawawi dalam buku Metodologi Penelitian Pendidikan karangan S. Margono, menyebutkan bahwa populasi adalah keseluruhan objek penelitian yang terdiri dari manusia, benda-benda, hewan, tumbuh-tumbuhan, gejala-gejala, nilai tes, atau peristiwa-peristiwa sebagai sumber data yang memiliki karaktersitik tertentu di dalam suatu penelitian[3]. Kaitannya dengan batasan tersebut, populasi dapat dibedakan berikut ini :
a.    Populasi terbatas atau populasi terhingga, yakni populasi yang memiliki batas kuantitatif secara jelas karena memilki karakteristik yang terbatas. Misalnya 5.000 orang dai pada awal tahun 1999, dengan karakteristik; masa belajar di pesantren 10 tahun, lulusan pendidikan Timur Tengah, dan lain-lain.
b.    Populasi tak terbatas atau populasi tak terhingga, yakni populasi yang tidak dapat ditemukan batas-batasnya, sehingga tidak dapat dinyatakan dalam bentuk jumlah secara kuantitatif. Misalnya dai di Indonesia, yang berarti jumlahnya harus dihitung sejak dai pertama ada sampai sekarang dan yang akan datang.
Dalam keadaan seperti itu jumlahnya tidak dapat dihitung, hanya dapat digambarkan suatu jumlah objek secara kualitas dengan karakteristik yang bersifat umum yaitu orang-orang, dahulu, sekarang dan yang akan menjadi dai.Selain itu, menurut Margono populasi dapat dibedakan ke dalam hal berikut ini:
a.    Populasi teoretis (teoritical population), yakni sejumlah populasi yang batas-batasnya ditetapkan secara kualitatif. Kemudian agar hasil penelitian berlaku juga bagi populasi yang lebih luas, maka ditetapkan terdiri dari dai berumur 25 tahun sampai dengan 40 tahun, lulusan Mesir, dan lain-lain.
b.    Populasi yang tersedia (accessible population), yakni sejumlah populasi yang secara kuantitatif dapat dinyatakan dengan tegas. Misalnya, dai sebanyak 250 di kota Bandung terdiri dari dai yang memiliki karakteristik yang telah ditetapkan dalam populasi teoretis. Margono pun menyatakan bahwa persoalan populasi penelitian harus dibedakan ke dalam sifat berikut ini:
a)    Populasi yang bersifat homogen, yakni populasi yang unsur-unsurnya memiliki sifat yang sama, sehingga tidak perlu dipersoalkan jumlahnya secara kuantitatif. Misalnya, seorang dokter yang akan melihat golongan darah seseorang, maka ia cukup mengambil setetes darah saja. Dokter itu tidak perlu satu botol, sebab setetes dan sebotol darah, hasilnya akan sama saja.
b)   Populasi yang bersifat heterogen, yakni populasi yang unsur-unsurnya memiliki sifat atau keadaan yang bervariasi, sehingga perlu ditetapkan batas-batasnya, baik secara kualitatif maupun secara kuantitatif. Penelitian di bidang sosial yang objeknya manusia atau gejala-gejala dalam kehidupan manusia menghadapi populasi yang heterogen.
Meskipun banyak populasi yang anggotanya terbatas jumlahnya seperti jumlah muballigh di Jakarta, jumlah mahasiswa Islam di Yogyakarta, di mana keduanya sebenarnya dapat dapat dihitung namun karena hal itu sulit dilakukan maka dianggap tidak terbatas.
2.  Sampel
Dalam kamus besar bahasa Indonesia, sampel diartikan sebagai bagian dari populasi statistik yang cirinya dipelajari untuk memperoleh informasi seluruhnya.[4]
Menurut Sugiyono dalam bukunya Statistika Untuk Penelitian menerangkan bahwa sampel adalah sebagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut.
Bila populasi besar, dan peneliti tidak mungkin mempelajari semua yang ada pada populasi, misalnya karena keterbatasan dana, tenaga dan waktu, maka peneliti dapat menggunakan sampel yang diambil dari populasi itu. Apa yang dipelajari dari sampel itu, kesimpulannya akan diberlakukan untuk populasi. Untuk itu, sampel yang diambil dari populasi harus betul-betul representative (mewakili).[5]
Suatu sampel dikatakan representative apabila ciri-ciri sampel yang berkaitan dengan tujuan penelitian sama atau hampir sama dengan ciri-ciri populasinya. Dengan sampel yang representatif ini, maka informasi yang dikumpulkan dari sampel hampir sama dengan informasi yang dapat dikumpulkan dari populasinya.
Apabila sampel tidak representative, maka ibarat orang buta disuruh menyimpulkan karakteristik gajah. Orang pertama yang memegang telinga gajah akan menyimpulkan bahwa gajah itu seperti kipas. Orang kedua yang memegang badan gajah, maka kesimpulannya gajah itu seperti tembok besar. Satu orang lagi memegang ekornya, maka ia menyimpulkan bahwa gajah itu kecil seperti seutas tali. Begitulah jika sampel yang dipilih tidak representative, maka ibarat 3 orang buta itu yang membuat kesimpulan salah tentang gajah.
B.  Teknik Sampling
Dalam buku Metode Penelitiandan Teori Komunikasi, Hamidi menerangkan bahwa tekning sampling adalah cara tertentu (yang secara metodologis dibenarkan) yang digunakan untuk menarik (mengambil, memilih) anggota sampel dari anggota populasi sehingga peneliti memperoleh kerangka sampel dalam ukuran yang telah ditentukan.[6] Kerangka sampel yang dimaksud dalam hal ini adalah nama-nama objek yang menjadi sampel.
Selanjtnya, Hamidi mengungkapkan bahwa secara garis besar tekning sampling dapat dibagi menjadi dua, yaitu teknik sampling tipe probability dan nonprobability.
Probability sampling adalah suatu cara menarik sampel dari populasi dengan member peluang atau kemungkinan yang sama terhadap anggota populasi untuk menjadi anggota sampel. Nonprobability sampling adalah penarikan sampel dengan pertimbangan tertentu, sehingga yang menjadi anggota sampel adalah mereka yang telah memenuhi pertimbangan tertentu itu, yaitu sejumlah tertentu yang ditetapkan peneliti atau pada wilayah tertentu saja


[1] http://bahasa.cs.ui.ac.id/kbbi/kbbi.php?keyword=populasi&varbidang=all&vardialek=all&varragam=all&varkelas=all&submit=tabel
[2] Sugiyono, Statistika Untuk Penelitian, (Bandung: Alfabeta, 2007), hlm: 55
[3] S. Margono, Metodologi Penelitian Pendidikan, (Jakarta: Rineka Cipta, 2007) hlm:118
[4] http://bahasa.cs.ui.ac.id/kbbi/kbbi.php?keyword=sampel&varbidang=all&vardialek=all&varragam=all&varkelas=all&submit=kamus
[5] Sugiyono, Statistika Untuk Penelitian, (Bandung: Alfabeta, 2007), hlm:56
[6] Hamidi, Metode Penelitian dan Teori Komunikasi, (Malang: UMM Press, 2007), hlm:133
 

1 komentar: