************ Insya Allah bermanfaat :)
by: Dyah Feda Assifa Alakadarnya
PEMBAHASAN
A.
Pengertian Populasi dan Sampel
1.
Populasi
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia
populasi dapat berarti sekelompok orang,
benda,
atau
hal
yang menjadi
sumber
pengambilan
sampel;
sekumpulan yangg memenuhi
syarat-syarat
tertentu
yangg berkaitan
dengan masalah
penelitian[1].
Populasi
adalah wilayah generalisasi yang terdiri
atas obyek / subyek yang mempunyai kuantitas dan karakteristik tertentu yang
ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya.[2]
Jadi, populasi bukan hanya orang, tetapi juga
benda-benda alam. Populasi juga bukan sekedar jumlah yang ada pada obyek /
subyek yang dipelajari, tetapi meliputi seluruh karakteristik atau sifat yang
dimiliki oleh obyek atau subyek tersebut.
Misalnya akan melakukan penelitian di sekolah X,
maka sekolah X ini merupakan populasi. Sekolah X ini memiliki subyek dan obyek
di dalamnya, hal tersebut berarti populasi dalam arti jumlah/ kuantitas.
Sedangkan populasi dalam arti karakteristik dapat ditunjukkan dari motivasi
kerjanya, disiplin kerjanya, kepemimpinannya, dan lain-lain.
Pengertian lainnya, diungkapkan oleh Nawawi dalam
buku Metodologi Penelitian Pendidikan
karangan S. Margono, menyebutkan bahwa populasi adalah keseluruhan objek
penelitian yang terdiri dari manusia, benda-benda, hewan, tumbuh-tumbuhan,
gejala-gejala, nilai tes, atau peristiwa-peristiwa sebagai sumber data yang
memiliki karaktersitik tertentu di dalam suatu penelitian[3].
Kaitannya dengan batasan tersebut, populasi dapat dibedakan berikut ini :
a.
Populasi
terbatas atau populasi terhingga, yakni populasi yang memiliki batas kuantitatif
secara jelas karena memilki karakteristik yang terbatas. Misalnya 5.000 orang
dai pada awal tahun 1999, dengan karakteristik; masa belajar di pesantren 10
tahun, lulusan pendidikan Timur Tengah, dan lain-lain.
b.
Populasi tak
terbatas atau populasi tak terhingga, yakni populasi yang tidak dapat ditemukan
batas-batasnya, sehingga tidak dapat dinyatakan dalam bentuk jumlah secara
kuantitatif. Misalnya dai di Indonesia, yang berarti jumlahnya harus dihitung
sejak dai pertama ada sampai sekarang dan yang akan datang.
Dalam keadaan seperti itu jumlahnya tidak dapat
dihitung, hanya dapat digambarkan suatu jumlah objek secara kualitas dengan
karakteristik yang bersifat umum yaitu orang-orang, dahulu, sekarang dan yang
akan menjadi dai.Selain itu, menurut Margono populasi dapat dibedakan ke dalam
hal berikut ini:
a.
Populasi
teoretis (teoritical population), yakni sejumlah populasi yang batas-batasnya
ditetapkan secara kualitatif. Kemudian agar hasil penelitian berlaku juga bagi
populasi yang lebih luas, maka ditetapkan terdiri dari dai berumur 25 tahun
sampai dengan 40 tahun, lulusan Mesir, dan lain-lain.
b.
Populasi yang
tersedia (accessible population), yakni sejumlah populasi yang secara
kuantitatif dapat dinyatakan dengan tegas. Misalnya, dai sebanyak 250 di kota
Bandung terdiri dari dai yang memiliki karakteristik yang telah ditetapkan
dalam populasi teoretis. Margono pun menyatakan bahwa persoalan populasi
penelitian harus dibedakan ke dalam sifat berikut ini:
a)
Populasi yang
bersifat homogen, yakni populasi yang unsur-unsurnya memiliki sifat yang sama,
sehingga tidak perlu dipersoalkan jumlahnya secara kuantitatif. Misalnya,
seorang dokter yang akan melihat golongan darah seseorang, maka ia cukup
mengambil setetes darah saja. Dokter itu tidak perlu satu botol, sebab setetes
dan sebotol darah, hasilnya akan sama saja.
b)
Populasi yang
bersifat heterogen, yakni populasi yang unsur-unsurnya memiliki sifat atau
keadaan yang bervariasi, sehingga perlu ditetapkan batas-batasnya, baik secara
kualitatif maupun secara kuantitatif. Penelitian di bidang sosial yang objeknya
manusia atau gejala-gejala dalam kehidupan manusia menghadapi populasi yang
heterogen.
Meskipun banyak populasi yang anggotanya terbatas jumlahnya seperti jumlah muballigh di Jakarta, jumlah mahasiswa Islam di Yogyakarta, di mana keduanya sebenarnya dapat dapat dihitung namun karena hal itu sulit dilakukan maka dianggap tidak terbatas.
Meskipun banyak populasi yang anggotanya terbatas jumlahnya seperti jumlah muballigh di Jakarta, jumlah mahasiswa Islam di Yogyakarta, di mana keduanya sebenarnya dapat dapat dihitung namun karena hal itu sulit dilakukan maka dianggap tidak terbatas.
2.
Sampel
Dalam
kamus besar bahasa Indonesia, sampel diartikan sebagai bagian
dari populasi
statistik
yang cirinya dipelajari untuk
memperoleh
informasi
seluruhnya.[4]
Menurut
Sugiyono dalam bukunya Statistika Untuk Penelitian menerangkan bahwa sampel
adalah sebagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi
tersebut.
Bila
populasi besar, dan peneliti tidak mungkin mempelajari semua yang ada pada
populasi, misalnya karena keterbatasan dana, tenaga dan waktu, maka peneliti
dapat menggunakan sampel yang diambil dari populasi itu. Apa yang dipelajari
dari sampel itu, kesimpulannya akan diberlakukan untuk populasi. Untuk itu,
sampel yang diambil dari populasi harus betul-betul representative (mewakili).[5]
Suatu
sampel dikatakan representative apabila ciri-ciri sampel yang berkaitan dengan
tujuan penelitian sama atau hampir sama dengan ciri-ciri populasinya. Dengan
sampel yang representatif ini, maka informasi yang dikumpulkan dari sampel
hampir sama dengan informasi yang dapat dikumpulkan dari populasinya.
Apabila
sampel tidak representative, maka ibarat orang buta disuruh menyimpulkan
karakteristik gajah. Orang pertama yang memegang telinga gajah akan
menyimpulkan bahwa gajah itu seperti kipas. Orang kedua yang memegang badan
gajah, maka kesimpulannya gajah itu seperti tembok besar. Satu orang lagi
memegang ekornya, maka ia menyimpulkan bahwa gajah itu kecil seperti seutas
tali. Begitulah jika sampel yang dipilih tidak representative, maka ibarat 3
orang buta itu yang membuat kesimpulan salah tentang gajah.
B. Teknik
Sampling
Dalam
buku Metode Penelitiandan Teori
Komunikasi, Hamidi menerangkan bahwa tekning sampling adalah cara tertentu
(yang secara metodologis dibenarkan) yang digunakan untuk menarik (mengambil,
memilih) anggota sampel dari anggota populasi sehingga peneliti memperoleh
kerangka sampel dalam ukuran yang telah ditentukan.[6]
Kerangka sampel yang dimaksud dalam hal ini adalah nama-nama objek yang menjadi
sampel.
Selanjtnya,
Hamidi mengungkapkan bahwa secara garis besar tekning sampling dapat dibagi menjadi
dua, yaitu teknik sampling tipe probability
dan nonprobability.
Probability sampling adalah suatu cara
menarik sampel dari populasi dengan member peluang atau kemungkinan yang sama
terhadap anggota populasi untuk menjadi anggota sampel. Nonprobability sampling adalah penarikan sampel dengan pertimbangan
tertentu, sehingga yang menjadi anggota sampel adalah mereka yang telah
memenuhi pertimbangan tertentu itu, yaitu sejumlah tertentu yang ditetapkan
peneliti atau pada wilayah tertentu saja
[1] http://bahasa.cs.ui.ac.id/kbbi/kbbi.php?keyword=populasi&varbidang=all&vardialek=all&varragam=all&varkelas=all&submit=tabel
[2] Sugiyono, Statistika Untuk Penelitian, (Bandung: Alfabeta, 2007), hlm: 55
[3] S. Margono, Metodologi
Penelitian Pendidikan, (Jakarta: Rineka Cipta, 2007) hlm:118
[4] http://bahasa.cs.ui.ac.id/kbbi/kbbi.php?keyword=sampel&varbidang=all&vardialek=all&varragam=all&varkelas=all&submit=kamus
[5] Sugiyono, Statistika Untuk Penelitian, (Bandung: Alfabeta, 2007), hlm:56
[6]
Hamidi, Metode Penelitian dan Teori
Komunikasi, (Malang: UMM Press, 2007), hlm:133
kurang lengkap mbak hehe
BalasHapus